Kamis, 19 Januari 2023

CERPEN DUA MALAM III

BENIH-BENIH CINTA DI PONDOK PESANTREN
Oleh: M Taufiq JME

Suasana di Pondok Pesantren saat ini menyenangkan bagi semua santri, karena liburan yang ditunggu-tunggu sudah tiba. Tetapi ada sebagian santri yang sepertinya tidak begitu senang dengan datangnya liburan, bukan karena apa-apa, tetapi hanya karena mereka merasa pada saat liburan tidak bisa bertemu dengan teman-teman seperjuangan dalam menuntut Ilmu

"Yah sebentar lagi sudah mau pulang, hari demi hari kita lalui bersama suka maupun duka susah maupun senang sudah kita lalui bersama." Ucap Arya kepada teman-temannya.

Dilain sisi di tempat pondok putri Siti yang sudah menunggu-nunggu ini dengan perasaan gembira dia pun berkata di dalam hati " Wah senangnya hatiku inilah yang aku tunggu-tunggu selama ini”.

Malam itu begitu nyaman, sejuk diraskan oleh para santri, mereka sudah membayangkan hal-hal yang bisa dilakukan dirumah ketika dipondok tidak biisa melakukan, misalkan nonton TV atau main HP.

Saat para santri mempersiapkan untuk pulang liburan, Kyai berkeliling area pondok pesantren, beliau melihat para santri yang hilir mudik masuk kemar lagi menggambil sesuatu yang masih tertinggal, ada juga yang sudah selesai segala persiapannya.

Sang  kyai terus berjalan melewati ke kamar demi kamar. Pada saat berjalan di depan salah satu kamar Kyai melihat ada satu santri yang masih di dalam Kamar. Arya nama santri tersebut, dia tersenyum sendiri di kamarnya dengan memegang sebuah foto. Awalnya sang Kyai mengabaikannya dan terus berjalan untuk melihat para santri yang lain. Namun, setelah Kyai kembali lewat di depan kamar Arya, ia melihat Arya masih tersenyum-senyum sendiri sembari melihat foto tersebut.

“Assalamualaikum..”. Sapa sang Kyai Ramah

“Wa’alaikum Salam…”. Jawab Arya kaget sembari menyembunyikan foto kebelakang badannya

"Apa yang membuat tersenyum-senyum sendiri Arya?" Tanya sang Kyai

“Tidak ada apa-apa Yai” Jawabnya tersipu malu

“Apa yang kamu sembunyikan”. Ujar Kyai .

Arya pun sontak kaget dan terus menyembunyikan foto tersebut. Dia tidak menyangka kalau sang Kyai mengetahui apa yang dia pegang.

"Astaghfirullah kyai, tidak menyembunyikan apa-apa." . Jawabnya panik sampai tidak terasa mengucapkan Istighfar

Dengan raut muka yang masih panik, Arya mencoba menyingkirkan foto tersebut. namun, terlanjur diketahui oleh Kyai, dengan perlahan kyai mengambil foto dari tangan Arya, dia hanya bisa pasrah, karena dia takut pada sang Kyai.

Kyai melihat foto yang barusan diambilnya.

 "Loh inikan foto Siti santri putri itu?”. Tanya Kyai pada Arya

Arya tidak berani menjawab, dia hanya menundukkan kepala sambil meremas-remas jemarinya

“Kamu kok bisa dapat foto nya?". Sambung sang Kyai

 Arya tetap diam seribu bahasa, kepanikannya membuat otaknya berhenti berfikir, selain itu dia sangat malu sehingga ia tidak mengucapkan kata sedikit pun.

Ternyata Arya dengan Siti memang ada hubungan special, foto yang di pegang Arya merupakan Foto pemberian Siti melalui salah satu teman Arya yang ada di pondok, dia saudara Siti.

Pagi pun tiba para santri berpamitan dengan Kyai dan para pengurus pondok pesantren. Pada saat itu Arya ikut berpamit-pamitan, Kyai berkata kepada Arya

 " Arya liburan ini kyai mohon kamu gunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Dan satu lagi, kalau kamu menyukai seseorang jangan kamu buat liburan ini untuk mengajak ia keluar karena itu tidak diperbolehkan. Paham nak?". Jelas sang Kyai panjang lebar

Dengan menundukkan kepalanya Arya menjawab

" Baik kyai, insyaallah saya akan gunakan hari libur ini dengan sebaik-baik mungkin." Ucap Arya dengan suara lirih, dia masih ingat kejadian tadi malam, dia sangat malu sekali.

            Setelah berpamitan Arya mengambil barang-barangnya yang ada di kamar.

 " Aduh pakai ketahuan segela sama pak kyai." Arya berbicara di dalam hati.

Arya duduk sembari menunggu keluarga menjemputnya tiba-tiba Siti lewat di depannya. Sontak Arya memanggil

 " Siti..!! " Siti pun menoleh ke Arya

" oh Arya ada apa?" . jawab Siti.

Arya senang sekali melihat Siti

"Kamu mau kemana?". Tanya Arya.

“kamu sudah dijemput apa belum?”. Sambungnya

Tetapi belum sempat Siti jawab, datang sebuah mobil. ternyata itu adalah mobil orang tua Siti. Akhirnya Siti  masuk ke dalam mobil dan mengabaikan Arya.

Tidak terasa, Liburan pun berlalu. Arya harus bersiap-siap untuk pergi ke pesantren kembali. Para santri merasa senang bisa kembali lagi ke pesantren, tak terkecuali Arya. Dengan perasaan senang Arya masuk ke pesantren. Para pengasuh disana sudah  meyambut para santri dan wali santri yang mengantar anaknya masing-masing.

Kyai juga sibuk menyambut wali santri yang sowan ke rumah beliau. Ketika Arya ke rumah beliau dengan orang tuanya, Kyai langsung menanyakan tentang libura Arya

"Bagaimana Arya liburan mu?" Tanya kyai.

 " Alhamdulillah kyai saya menikmati liburan ini dan saya juga sudah melaksanakan apa yang kyai katakan ".

Singkat cerita Arya pun rajin mengaji dan nurut kepada Kyai dan guru-gurunya. Arya tidak mengetahui bahwa Siti adalah anak dari adik kyai tersebut. Pada suatu ketika Arya dipanggil oleh kyai untuk membicarakan sesuatu.

"Ada apa Kyai? " Tanya Arya

" Apakah kamu serius dengan Siti? ". Tanya Kyai

 "Memangnya ada apa ya kyai?" Tanya Arya kaget

"Sebenarnya Siti itu adalah keponakanku”. Jawab Kyai santai

Arya sangat kaget dan sok, dia tidak menyangka jika Siti adalah saudara sang Kyai.

“Gimana?”. Tanya sang Kyai lagi

            Arya tidak bisa menjawab pertanyaan sang Kyai

“Maksudnya begini, jika kamu serius dengan Siti, kamu akan saya jodohkan dengan dia." Ucap Kyai tetap dengan nada santai

 Sontak Arya lebih kaget, dia tidak menyangka, jika Kyai akan menjodohkan dengan keponakannya, karena arya suka sama Siti maka dia menyanggupi apa yang di katakan oleh pak kyai. Akhirnya mereka pun menikah. (M. Taufiq JME)

*Penulis Adalah anggota Jurnalistik dan siswa Kelas XII MIPA 1 MAN 4 Banyuwangi

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar