Sabtu, 14 Januari 2023

MEMULAI KEBERAGAMAAN DARI PELOSOK NEGERI

JME-OPINI. Kesederhaaan, kerukunan masyarakat pedesaan mencerminkan kedewasaan dan keharmonisan dalam tatanan hidup bertetangga berdampingan dengan rasa kekeluargaan. Begitu pula Sidomukti yang memiliki masyarakat yang beragam mampu menunjukkan tatanan masyarakat yang matang dan bersinergi. Dengan menerapkan konsep Rukun itu Sederhana masyarakat dusun sidomukti mampu mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Sidomukti salah satu dusun di desa Yosomulnyo yang berbatasan langsung dengan desa Jajag dapat dijadikan percontohan dalam melangsungkan kehidupan berdampingan dan bermasyarakat. Dusun yang memiliki lebih dari 400 kepala Keluarga ini, kehidupan beragamanya patut diacungi jempol. Warganya yang mayoritas berabama Budha mampu hidup berdampingan dengan warga muslim yag notabene minoritas. Umat budha yang mencapai 58 %, muslim 40 % dan Kristen/Katolik 2% berhasil menjaga kerukunan dalam bermasyarakat sampai saat ini tanpa pernah terjadi konflik yang berarti.

Kehidupan saling menjaga tolong menolong antar sesama warga tampak dalam keseharian. Saling menghormati dalam menjalankan peribadatan masing masing umat beragama terutama antara umat budha dan islam sangat kentara sekali. Banyak fakta menarik yang ada di dusun ini diaanranya banyak ditemui dalam satu keluarga bergama budha dan islam misalkan ayah budha anak islam atau sebaiknya. Banyak sekali pernikahan terjadi antara masing masing keluarga yang berbeda agama, yang tentunya tanpa melanggar hukum pernikahan dilakukan dengan satu agama.

Dalam kehidupan keseharian perilaku-perilaku gotong royong  dan kerukunan tercermin saat umat muslim melaksanakan kegiatan peringatan hari besar islam (PHBI) misalnya Peringatan Isro’ Mi’roj atau peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, pemuda-pemudi umat budha yang disebut Patria dengan ikhlas membantu kelancaran kegiatan dengan mengatur lalulintas disekitar kegiatan dan menjaga kendaraan para tamu dan undangan. Tampak pula pada kegiatan beberapa waktu lalu yakni tasyakuran 1 syura yang dilakukan oleh umat budha dan islam di sini, saling bahu membahu dan menghormati artar warga anggota masyarakat dusun sidomukti menyelenggarakan dengan penuh kekeluargaan dan kerukunan sampai kegiatan berakhir. Doa bersama dilakukan secara bergantian dibacakan, tampak keharmonisan tercermin di masyarakat yang terletak di kawasan banyuwangi selatan ini.

Dalam kehidupan bertetangga juga tercermin kerukunan antar uman beragama yang ada di dusun sidomukti ini. Seperti pada beberapa hari yang lalu di keluarga bapak susanto yang mendapatkan musibah duka, seluruh warga tampa membedakan dari kelompok beragama mana langsung ikut bertakziah membantu mulai dari merawat jenazah, menggali kubur dan menguburkannya sesuai dengan agama yang di anut jenazah. Bahkan saat pelaksanaan doa bersamapun atau pembacaan yasin dan tahlil untuk jenasah, keluarga jenasah yang beragama muslimpun juga mengundang masyarakat sekitar yang beragama budha untuk hadir dalam acara tersebut yang tentunya ditempatkan secara terpisah dengan umlat muslim yang sedang melangsungkan pembacaan yasin dan tahlil. Jamaah Yasin sekitar 40 orang dan 22 orang umat budha turut hadir berdampingan memberikan penghormatan kepada jenasah dan keluarga. Pada kegiatan yang sama pun juga demikian saat keluarga Adiono melansungkan doa untuk orang tuanya yang sudah meninggal ke 1000 harinya, selain mengundang umat budha untuk melakukan doa bersama yang disebut mantraman juga menngundang umat muslim yang ada disekitarnya. Pemandangan dan keharmonisan antar umat beragama di sini sangat indah dan rasa kekeluargaan sangat kental. Tidak tampak kecanggungan antara umat budha dan muslim ketika hidup berdampingan bersama dalam bermasyarakat.

Hidup rukun berdampingan antara umat budha dan Muslim di dusun sidomukti ini tampak saat perayaan hari raya idul fitri dan hari raya waisyak. Saat perayaan idul fitri seluruh umat buda akan berkunjung dan bersilaturahmi ke rumah-rumah warga muslim. Begitu juga sebaliknya ketika perayaan trisuci waisyak umat islam didaerah ini juga melakukan silaturahmi dan berkunjung kerumah warga yang beragama budha. Tampak nyata kehidupan saling menghargai dalam masyarakat yang berbeda agama ini. Wajah-wajah ceria masyarakat disini sangat memahami bahwa perbedaan yang ada ditengah tengan mereka adalah berkah yang akan membawa kebaikan bersama Hidup berdampingan dan saling menghargai.

Terdapat beberapa tempat peribadatan didusun sidomukti desa yosomulyo yakni 2 vihara (Vihara Dhamma Mukti dan Vihara Jaya Manggala)  1 masjid (Masjid Baitul Huda) dan 3 mushola (Mushola Al Kautsar, Mushola Muta’alimin dan Mushola Baitus Salam) yang kesemuanya letaknya berdekatan yang rata rata berjarak kurang dari 500 m. Kesadaran sanling menghormati dan menjaga peribadatan menjadi dasar kedewasaan massarakat di dusun ini untuk terus menciptakan kerukunan dan keharmonisan dalam masyarakat demi mewujudkan keutuhan dan keberagamaan yang baik.

Peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 77 tahun ini yang akan dilaksanakan 27 Agustus 2022 tempo hari menjadi bukti nyata keberagamaan terjalin dan terbentuk indah dengan bersama-sama umat muslim dan budha mengikuti pawai atau karnaval yang diselenggarakan oleh pemerintah Desa Yosomulyo. Dalam satu tim karnaval dusun sidomukti menjadi cerminan dan miniatur keberagamaan yang saling menghormati dan menghargai di kabupaten banyuwangi. Kekeluargaan dan ketenteraman didusun ini akan menjadi teladan bagi daerah daerah lain dengan bagaimana menjaga kerukunan dan hidup berdampingan dengan perbedaan.

Dengan kesadaran kedewasaan masyarakat dimulai dilingkup yang kecil diharapkan dilingkup yang lebih besar yakni dalam bernegara dan berbangsa mampu menciptakan kedamaian dan ketentraman, amin (S.CHIMI)

 

(Terbit di Jawa Pos Radar Banyuwangi.id  Pada Kolom Opini Tanggal 29 September 2022)

Penulis  (SUSANTO) Adalah Guru Kimia MAN 4 Banyuwangi Pembina JME

dan Content Creator Channel Youtube CHIMI ID

Tidak ada komentar:

Posting Komentar